Alhamdulillah, mulai tahun 2025 ini insya Allah akan berdiri Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) Utsmaniyah di Jambi. Logo Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) adalah konsep Madrasah dengan perpaduan kurikulum Nasional dan Internasional berbasis Boarding School (berasrama). Info lebih lanjut kontak: 0811 531 300 atau 0811 841 200. Logo Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) Utsmaniyah Jambi gandeng MAN Insan Cendekia Jambi untuk kerjasama dalam hal mutu dan tata kelola. Logo

700 Dosen CPNS Mengundurkan Diri

Foto Penulis
Rosadi Jamali
Ketua Satu Pena Kal-Bar
16 April 2025
104 kali dibaca

Indonesia, negeri penuh mimpi dan formulir CPNS. Di mana menjadi Pegawai Negeri Sipil bukan sekadar profesi, tapi impian yang diwariskan turun-temurun. Dari obrolan warung kopi hingga nasihat orang tua yang tak lekang oleh waktu, “Yang penting kamu tuh jadi PNS, biar hidupmu terjamin, kayak Om Iwan tuh, kerjaannya cuma datang-absen-pulang, tapi gajinya tetap.”

Tapi… tunggu sebentar. Baru-baru ini terjadi fenomena menggemparkan jagat raya kepegawaian. Ada 700 dosen CPNS mengundurkan diri. Mereka tidak sedang cuti, tidak juga sakit hati karena tidak dapat tunjangan kinerja, tapi benar-benar pamit undur diri dari status yang diidam-idamkan jutaan orang Indonesia.

Menteri PAN-RB, Rini Widyantini, mengonfirmasi berita ini sambil tetap terlihat tegar, seperti ibu guru yang sabar menghadapi murid yang bawa tugas tapi isinya lirik lagu Noah. Katanya, pengunduran diri itu masih diverifikasi, tapi kurang lebih 714 orang sudah pasrah mengembalikan nasib ke semesta, 653 resmi mengundurkan diri, sisanya (61 orang) hilang seperti mantan yang tidak pernah isi biodata lagi.

Alasannya? Bukan karena mereka ingin menjadi influencer atau streamer game full-time. Bukan juga karena mereka tiba-tiba tersadarkan bahwa hidup itu bukan tentang NIP dan SK. Tapi, menurut Menteri Rini, penempatan kerja menjadi biang keladinya.

Jadi gini, wak! Para dosen CPNS ini mungkin awalnya membayangkan mereka akan ditempatkan di kota-kota besar, ngajar di ruang kelas ber-AC, sambil ngopi latte dan diskusi filsafat sambil rebahan di bean bag. Tapi realita menampar, “Selamat, Anda akan ditempatkan di UPTD Pendidikan Dataran Terpencil yang bahkan Google Earth menyerah mencarinya.”

Dan ya, siap ditempatkan di mana saja itu memang slogan klasik CPNS. Tapi antara slogan dan kenyataan, kadang ada jurang bernama "tidak ada sinyal dan warung Indomie pun tutup pukul 4 sore."

Apakah kita sedang menyaksikan bentuk baru dari pemberontakan akademisi? Dosen-dosen ini mungkin sedang melakukan revolusi senyap, menolak sistem yang membuang mereka ke pedalaman tanpa persiapan. Atau bisa jadi mereka cuma panik. Dulu daftar CPNS karena FOMO, eh sekarang sadar, passion-nya ternyata lebih cocok jadi kreator konten edukasi di TikTok.

Ini semua menimbulkan satu pertanyaan penting, kenapa banyak orang rela menjual sepeda motor demi bisa ikut tes CPNS, sementara yang udah lolos malah balik kanan seperti habis nonton plot twist film horor?

Apakah kita sedang menghadapi paradoks nasionalisme birokratis? Apakah gelombang "CPNS Regret Syndrome" akan menjadi tren nasional berikutnya? Yang jelas, kita hidup di negara di mana lulus CPNS adalah pencapaian tertinggi, tapi rupanya bagi sebagian orang, itu juga bisa jadi keputusan yang menyesakkan dada.

Mungkin memang sudah saatnya bangsa ini merenung. Apakah kita ingin jadi PNS karena panggilan jiwa atau karena panggilan dari grup keluarga besar? Karena kalau alasannya hanya biar bisa "kerja santai tapi tetap dihormati tetangga" jangan kaget kalau nanti yang lulus justru memilih pensiun dini demi membuka toko online dengan nama "EksPNS Berkah Abadi Official."

Selamat berpikir. Untuk para dosen CPNS yang mundur, kalian mungkin bukan pahlawan, tapi setidaknya kalian jujur pada diri sendiri. Sesuatu yang bahkan birokrasi pun belum tentu bisa.

#camanewak

Kategori: Opini
Komentar Pengunjung

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar
Anda harus login terlebih dahulu untuk mengirim komentar.
Tulis Opini Anda

Ingin berkontribusi dengan opini Anda? Kirimkan tulisan Anda sekarang.

Login untuk Menulis Opini
Syarat Pengiriman
  • Opini asli, bukan hasil plagiat
  • Gunakan bahasa yang sopan
  • Opini akan direview sebelum dipublikasikan