Alhamdulillah, mulai tahun 2025 ini insya Allah akan berdiri Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) Utsmaniyah di Jambi. Logo Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) adalah konsep Madrasah dengan perpaduan kurikulum Nasional dan Internasional berbasis Boarding School (berasrama). Info lebih lanjut kontak: 0811 531 300 atau 0811 841 200. Logo Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) Utsmaniyah Jambi gandeng MAN Insan Cendekia Jambi untuk kerjasama dalam hal mutu dan tata kelola. Logo

Dunia yang Serba Digital, Apakah Brosur dan Spanduk Masih Punya Tempat?

Foto Penulis
Jefri Taufik H. S.E
Praktisi Marketing
16 April 2025
54 kali dibaca

Di Dunia yang Serba Digital, Apakah Brosur dan Spanduk Masih Punya Tempat?

Suatu hari saya melihat seorang pemilik toko sembako menempelkan banner besar di depan tokonya: "Diskon Akhir Tahun!"
Sementara beberapa meter dari situ, seorang konten kreator TikTok sedang live streaming jualan produk yang sama — dan berhasil closing puluhan order hanya dalam 15 menit.

Pertanyaannya:
Masih layakkah promosi konvensional dipertahankan? Atau saatnya semua berpindah ke digital?

Promosi Konvensional: Masih Bertaji atau Sudah Usang?

Promosi konvensional seperti spanduk, selebaran, iklan radio/koran, hingga event fisik punya kekuatan utama: membangun kedekatan fisik dan kepercayaan langsung.

Namun, di era pasca-pandemi dan serba digital seperti sekarang, metode ini mulai tertinggal karena:

  1. Mahal dan tidak terukur hasilnya
  2. Sulit menjangkau audiens yang lebih luas
  3. Tidak bisa dilakukan secara real-time

Menurut laporan Nielsen (2023):"Iklan digital menghasilkan ROI 3--5x lebih tinggi dibanding media cetak."

Promosi Digital: Cepat, Murah, Terukur

Dengan hanya modal HP dan akun media sosial, siapa pun kini bisa menjadi "sales online." Promosi lewat:

  1. Instagram & TikTok Ads
  2. Copywriting yang persuasif
  3. Email marketing & WhatsApp blast
  4. Kolaborasi dengan influencer & affiliate

Semua itu bisa dijalankan bahkan oleh pelaku UMKM sekalipun.

Data dari We Are Social (2024):"77% pengguna internet di Indonesia melakukan riset produk secara online sebelum membeli."

Artinya, jika produkmu tidak eksis di dunia digital, kamu tidak eksis di benak konsumen.

Mana yang Lebih Baik? Kuncinya Bukan Pilih Salah Satu, Tapi Tahu Kapan Gunakan Dua-duanya

Opini saya sebagai jurnalis: promosi konvensional tidak mati, tapi harus bertransformasi.

Bayangkan jika:

  1. Spanduk dan brosur berisi QR code yang mengarah ke video review produk.
  2. Event offline didukung kampanye digital yang masif.
  3. Diskon di toko fisik juga diumumkan lewat TikTok Live.

Kombinasi dua dunia ini akan jadi senjata yang mematikan.

Rekomendasi untuk pelaku usaha:

  1. Tinggalkan ego metode lama jika tidak relevan.
  2. Pelajari dasar promosi digital: storytelling, algoritma, ads.
  3. Mulai dari sederhana: 1 konten per hari jauh lebih baik daripada 100 brosur yang dibuang orang.

Tentang Penulis
Jefri Taufik adalah praktisi marketing independen yang fokus pada transformasi bisnis konvensional ke era digital. Antusias dan aktif menulis opini dan strategi pemasaran berbasis data dan perilaku konsumen digital.

Kategori: Opini
Komentar Pengunjung

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar
Anda harus login terlebih dahulu untuk mengirim komentar.
Tulis Opini Anda

Ingin berkontribusi dengan opini Anda? Kirimkan tulisan Anda sekarang.

Login untuk Menulis Opini
Syarat Pengiriman
  • Opini asli, bukan hasil plagiat
  • Gunakan bahasa yang sopan
  • Opini akan direview sebelum dipublikasikan