Ada hadis Nabi yang sering dikutip untuk memvonis perempuan di akhirat:
Rasulullah SAW bersabda:
“Aku diperlihatkan neraka, dan ternyata mayoritas penghuninya adalah perempuan.”
Para sahabat bertanya, “Apakah mereka kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab, “Mereka kufur terhadap suami dan mengingkari kebaikan. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang hayatmu, lalu ia melihat satu cela, ia berkata: ’Aku tak pernah melihat kebaikan darimu sedikit pun.’”
(HR Bukhari dan Muslim)
Hadis ini bukan penghakiman atas gender, melainkan potret perilaku yang, dalam suasana sosial tertentu, tampak menonjol. Ulama modern menegaskan: hadis harus dipahami dalam konteks sosial, bukan berdasarkan prasangka bawaan.
Dalam Kayfa Nata’amalu Ma’a as-Sunnah, Syekh Yusuf al-Qaradawi menegaskan, dosa diukur dari amal, bukan dari jenis kelamin.
Prof. Khaled Abou El Fadl, lewat Speaking in God’s Name, menguraikan bahwa banyak hadis yang tampak keras terhadap perempuan sesungguhnya berbicara tentang luka sosial, bukan tentang kodrat ilahi.
Di masa Nabi, perempuan hidup dalam himpitan kemiskinan, minim edukasi, dan ruang gerak yg terbatas. Reaksi sosial mereka adalah cermin dari tekanan, bukan ketetapan kehinaan.
Sebagian ulama juga mengingatkan, jumlah perempuan dulu lebih banyak di dunia — maka, secara statistik, bisa saja tampak lebih banyak pula yg bermasalah, tanpa berarti perempuan lebih buruk di mata Allah.
Hadis ini bersifat fenomenologis: menggambarkan realitas sesaat, bukan menetapkan hukum abadi.
Sama seperti riwayat lain yang menyebut mayoritas penghuni surga itu orang miskin. Bukan berarti orang miskin pasti masuk surga. Lantas kita takut menjadi kaya, atau malah yang miskin jadi sombong menghakimi bahwa yg kaya pasti maksiat dan korupsi.
Jadi hadis di atas bisa dibaca juga gini: lelaki yg tak tahu berterima kasih pada pasangannya, selalu mengungkit keburukan, dan saat marah menafikan seluruh kebaikan, berpotensi yg sama menuju neraka.
Fair, kan?
Di hadapan Allah, yang dilihat bukan gender, melainkan niat yang tulus, amal yang baik & hati yang penuh syukur.
Makasih yah sayang gak cuma lihat salahku aja🙏🏻❤️🔥
Tabik…
Tinggalkan Komentar