Alhamdulillah, mulai tahun 2025 ini insya Allah akan berdiri Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) Utsmaniyah di Jambi. Logo Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) adalah konsep Madrasah dengan perpaduan kurikulum Nasional dan Internasional berbasis Boarding School (berasrama). Info lebih lanjut kontak: 0811 531 300 atau 0811 841 200. Logo Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) Utsmaniyah Jambi gandeng MAN Insan Cendekia Jambi untuk kerjasama dalam hal mutu dan tata kelola. Logo

Ketika Musa Mengangkat Tongkat, dan Kita Mengangkat Hape

26 April 2025
Nadirsyah Hosen
339 kali dibaca
Ketika Musa Mengangkat Tongkat, dan Kita Mengangkat Hape

Di puncak Sinai, saat langit terbuka dan bumi gemetar dalam takut, Tuhan bertanya:

“Apa itu yang di tangan kananmu, wahai Musa?”
(QS. Thaha: 17)

Tuhan bertanya, meski Dia tahu.
Karena yang dikehendaki-Nya bukan jawaban,
tapi kesadaran.
Bukan informasi, tapi penyadaran.

Musa menjawab:
“Ini tongkatku; aku bersandar padanya,
aku menggiring kambing dengannya,
dan ada pula keperluan lain bagiku.”

Tongkat.
Hanya sebatang kayu biasa di mata dunia.
Namun di tangan seorang yang terpilih,
ia menjadi pembeda antara sihir dan kebenaran,
pemisah antara laut dan daratan,
saksi bisu dari pembebasan sebuah umat.

Kini, di tangan kanan kita—ada sesuatu yang lain.
Lebih sering disentuh daripada mushaf.
Lebih lekat dari dzikir yang terlontar dari lisan.
Ia bangun bersama kita, tidur di sisi kita,
dan ikut dalam setiap langkah dan diam kita: hape.

Di tangan Musa, tongkat menjadi mukjizat.
Di tangan kita—jadi apakah hape?

Hape menuntun langkah, menyambungkan kita pada dunia,
menyampaikan pesan, mengabadikan momen, bahkan menghidupkan harapan.
Ia menggembala perhatian kita, dan kadang, tanpa sadar,
juga menggiring hati kita.

Maka lihat lagi ke tanganmu hari ini.
Apa yang kau genggam itu—membawamu ke Fir’aun hatimu,
atau membelah lautan keraguanmu?

Dan hape itu…
ia tahu semua rahasia kita—lebih dari siapa pun.
Ia tahu siapa yang paling sering kita cari namanya,
siapa yang notifikasinya bikin ser-ser-an,
dan siapa yang story-nya selalu kita tunggu.

Ia tahu siapa yang kita rindukan,
Ia saksi bisu doa-doa yang tak pernah dikirim, tapi kita langitkan di sajadah kerinduan
Atau kita pakai membuat story yang hanya dia bisa lihat, dengan lagu yang menyimpan pesan tersembunyi.

Dan mungkin, jika Tuhan bertanya hari ini,
“Apa itu di tangan kananmu, wahai manusia?”
Jawab kita bukan sekadar:
“Ini hapeku.”
Tapi:
“Ini tempat aku menyembunyikan rinduku,
menitipkan namanya dalam diam,
dan menyimpan semua yang tak sanggup aku sampaikan.
Dan seperti tongkat Musa, ingin rasanya semua bait yang kutulis ini…
membelah lautan hatinya.”

Gimana? Gimana? 🙏🏻🫶🏻

Tabik!

 

Kategori: Hikmah
Tinggalkan Komentar
Komentar berhasil dikirim!
Komentar Pengunjung