Alhamdulillah, mulai tahun 2025 ini insya Allah akan berdiri Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) Utsmaniyah di Jambi. Logo Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) adalah konsep Madrasah dengan perpaduan kurikulum Nasional dan Internasional berbasis Boarding School (berasrama). Info lebih lanjut kontak: 0811 531 300 atau 0811 841 200. Logo Madrasah Aliyah Cendekia (MAC) Utsmaniyah Jambi gandeng MAN Insan Cendekia Jambi untuk kerjasama dalam hal mutu dan tata kelola. Logo

Sistem Pendidikan Kita

20 April 2025
Nadirsyah Hosen
88 kali dibaca
Sistem Pendidikan Kita

Kalau Nilai Matematika Saya Merah, Apakah Saya Bodoh?”

Dulu, kecerdasan hanya dipersempit jadi satu jalur: jago matematika, sains, dan hafalan. Di sekolah kita, anak yang tak bisa berhitung tapi piawai menulis cerita atau bergaul hangat seringkali hanya dipandang “biasa”. Seolah kecemerlangan hanya boleh bernama angka.

Saya termasuk yang tumbuh dalam asumsi itu. Nilai matematika saya di ijazah SD: merah, 5. Di Tsanawiyah, saya sering bolos pelajaran itu dan enggan menyentuh PR-nya. Tapi guru saya sangat baik—tak pernah memberi nilai merah di rapor. Sampai sekarang, beliau masih hadir dalam mimpi saya. Dan dalam mimpi itu, saya masih gemetar menghadapi ujian matematika. Sedalam itu trauma yang ditinggalkan.

Namun hidup mengajarkan hal lain. Hari ini saya boleh berdiri di depan kelas—mengajar hukum, bukan menghitung integral. Bukan karena matematika tak penting, tapi karena itu tenyata bukan satu-satunya bentuk kecerdasan.

Howard Gardner memperkenalkan Teori Multiple Intelligences yang menolak gagasan bahwa IQ adalah tolok ukur tunggal. Menurutnya, manusia memiliki setidaknya 8 bentuk kecerdasan.

1. Logika-Matematika, seperti dimiliki ilmuwan & insinyur.
2. Linguistik-Verbal, yang kuat pada pengacara, jurnalis, & dosen.
3. Visual-Spasial, seperti arsitek & desainer.
4. Musikal, pada musisi dan penyanyi.
5. Kinestetik-Jasmani, yang dimiliki atlet dan ahli bedah.
6. Interpersonal, kecerdasan memahami orang lain—seperti guru & konselor.
7. Intrapersonal, kecerdasan memahami diri sendiri, khas filsuf & pemimpin bijak.
8. Naturalis, yang peka akan dunia alam—petani, aktivis lingkungan.

Jadi, tak ada definisi tunggal untuk “cerdas”. Anak yang tak pandai berhitung tapi bisa menulis cerpen, memainkan musik, berolahraga, atau memahami teman yang sedih—tetap cerdas, hanya dalam bentuk yang berbeda.

Teori ini menantang sistem pendidikan kita agar lebih adil dan manusiawi. Agar anak-anak tak lagi dipaksa “memanjat pohon”, padahal mereka adalah “ikan yang bisa berenang dengan gemilang.”

“Jadi kalau gak bisa matematika, gak bisa gambar, gak bisa nyanyi, Abang bisanya apa dong?”

“Bisanya cuma bikin puisi dan kalimat cinta buat dirimu, Hon…”

Tabik…

 

Kategori: Hikmah
Tinggalkan Komentar
Komentar berhasil dikirim!
Komentar Pengunjung